Tangerang Selatan, 17 Maret 2025 – Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia menjajaki kerja sama dengan Universitas Terbuka (UT) dalam pengembangan sistem pembelajaran e-learning bagi masyarakat di kawasan transmigrasi. Langkah strategis ini bertujuan memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat yang selama ini menghadapi keterbatasan infrastruktur pendidikan.
Kunjungan resmi ini berlangsung di Kampus UT Pusat, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, pada Senin (17/3). Menteri Transmigrasi RI, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, hadir bersama jajaran pejabat kementerian, antara lain Staf Ahli Bidang Pembangunan Kemasyarakatan dan Lingkungan Hidup, Harlina Sulistyorini; Staf Khusus Menteri Transmigrasi, Ni Luh Putu Caosa Indryani; serta Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi, Nirwan Ahmad Helmi.
Rombongan disambut langsung oleh Rektor UT, Dr. Mohamad Yunus, S.S., M.A., beserta jajaran pimpinan UT, termasuk Para Wakil Rektor, Kepala Pusat Pengelolaan Pembelajaran, Dimas Agung Prasetyo, S.Kom., M.Sc.; Kepala Pusat Pengolahan dan Pengujian, Dr. Kartono, S.Pd., M.Si.; serta Staf Ahli Bidang Pemasaran, Kerja Sama, dan Kehumasan, Dra. Ace Sriati Rachman, M.Si.
Dukung Pemerataan Pendidikan melalui E-Learning
Dalam sambutannya, Rektor UT Dr. Mohamad Yunus mengapresiasi inisiatif Kementerian Transmigrasi untuk memperkuat akses pendidikan di daerah transmigrasi. Ia menegaskan bahwa UT, sebagai pelopor Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ) di Indonesia, berkomitmen untuk terus berkolaborasi dalam pemerataan pendidikan tinggi berbasis digital.
“Kami sangat menyambut baik sinergi ini. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam sistem pembelajaran jarak jauh, UT siap mendukung program-program pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kawasan transmigrasi,” ujar Dr. Mohamad Yunus.

Menteri Transmigrasi RI, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, juga menyampaikan apresiasinya terhadap UT. Menurutnya, UT memiliki pengalaman panjang dalam menyediakan sistem pembelajaran berbasis teknologi yang fleksibel dan inklusif.
“UT adalah mitra strategis dalam menghadirkan e-learning bagi masyarakat transmigrasi. Dengan platform digital UT, mahasiswa dapat mengakses materi kuliah, mengikuti ujian daring, serta berinteraksi dengan tutor tanpa harus datang ke kampus,” kata Iftitah.
Program ‘Transmigrasi Patriot’: Mendorong Pendidikan di Kawasan Transmigrasi
Dalam pertemuan ini, Kementerian Transmigrasi turut memperkenalkan program unggulan Transmigrasi Patriot, sebuah inisiatif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah transmigrasi melalui pendidikan. Program ini akan memilih individu berkualitas yang memiliki komitmen tinggi dalam meningkatkan kapasitas diri dan kesejahteraan masyarakat.
“Melalui program Transmigrasi Patriot, kami ingin menjangkau lebih banyak masyarakat di kawasan transmigrasi dengan sistem e-learning UT. Ini adalah gerakan nasional untuk membuka akses pendidikan tinggi bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil,” jelas Iftitah.
Sebagai tindak lanjut, kedua pihak sepakat membentuk tim teknis guna merancang implementasi e-learning di kawasan transmigrasi. Dengan langkah ini, diharapkan pendidikan jarak jauh dapat segera diterapkan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Inklusif
Kunjungan ini menegaskan peran penting teknologi dalam memperluas akses pendidikan di Indonesia. Dengan sinergi antara UT dan Kementerian Transmigrasi, diharapkan lebih banyak masyarakat di pelosok negeri dapat menikmati pendidikan tinggi berkualitas tanpa terkendala jarak dan infrastruktur.
“Kami optimistis kolaborasi ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat transmigrasi dan mempercepat pembangunan sumber daya manusia yang unggul,” tutup Iftitah.
Leave a Reply